Pages

Subscribe: twitterfacebookgoogle plus

Selasa, 12 Februari 2013

Gerakan Kebebasan Informasi Anonymus


Protes dan demonstrasi menyatakan pendapat di zaman modern ini tampaknya sudah beralih dari jalan raya menuju dunia internet. Akhir-akhir ini, mencuat fenomena baru bernama gerakan hactivism yang dipelopori oleh kelompok bernama Anonymous. Apakah hactivism, siapakah mereka, serta apa tujuannya? Pembuat fi lm dokumenter, Brian Knappenberger, mencoba menelusuri fenomena ini.


Istilah hactivism diambil dari kata hacking atau meretas. Pertama kali kata itu dipopulerkan oleh anggota kelompok peretas Cult of the Dead Cow pada 1996. Bila meretas dikategorikan sebagai kegiatan ilegal, terutama kriminalitas seperti penipuan kartu kredit, hactivism lebih bertujuan politis, bahkan sering dianggap sebagai tindakan cyber-terrorism. 

Dalam tiga tahun belakangan, muncul sebuah gerakan hactivism yang dipelopori oleh kelompok yang menamakan dirinya Anonymous. Kelompok itu bertujuan memperjuangkan kebebasan berpendapat dan menolak penyensoran internet. Sepak terjang kelompok itu termasuk meretas situs-situs pemerintahan seperti FBI atau situs komersil seperti PayPal, Sony, dan MPAA. Bahkan kelompok Anonymous secara tak langsung membantu perjuangan revolusi rakyat Mesir. 

Cikal bakal kelompok ini lahir dari situs forum komunitas bernama 4chan yang dibentuk oleh Christopher "Moot" Poole pada 2003, saat ia masih berusia 15 tahun. Dalam forum itu, siapa pun pengguna atau user dapat mengunggah gambar (posting) tanpa harus menuliskan identitas apa pun alias anonim. Banyak lelucon internet, distilahkan dengan meme, akhirnya populer di dunia nyata berasal dari forum ini. Sebut saja LOLcats dan Nyan Cats atau rickrolled (sebuah gurauan, yakni bila user hendak mengunjungi satu situs, akan dialihkan ke tautan video Never Gonna Give You Up oleh Rick Astley). 

Gurauan itu semakin serius saat para user anonim ini menyerang Hal Turner, pembawa acara radio simpatisan Nazi serta situs Neo-Nazi dengan operasi bernama Blitzkrieg. Kemudian kepada Gereja Scientology dengan operasi Project Chanology. Protes kepada Scientology mengarah pada demonstrasi sungguhan ketika ratusan pendemo mengenakan topeng Guy Fawkes dari fi lm V for Vendetta (2006) berlangsung di hampir seluruh cabang aliran itu di seluruh dunia. 

Anonymous semakin gencar melaksanakan protes damai, baik di dunia nyata maupun internet. Seperti meretas situs Paypal demi mendukung penahanan Julian Assange, pendiri WikiLeaks hingga membantu revolusi rakyat Tunisia dan Mesir saat pemerintah memblokir akses internet. Puncaknya ialah saat FBI menutup dan menahan pendiri situs penyimpan dan berbagi data MegaUpload dengan mengeluarkan peraturan SOPA (Stop Online Piracy Act) dan PIPA (Protect IP Act).

Gerakan Kolektif 

Tidak seperti kelompok peretas lain, keberadaan Anonymous sulit dilacak. Tidak ada badan resmi, tidak bermarkas di satu tempat, dan tanpa struktur organisasi. Artinya, tak ada ketua atau penggerak ataupun organisator. Mereka adalah individu yang tak saling mengenal, bahkan tak pernah bertatap muka sebelumnya. Walaupun sudah, mungkin tak mengenali bahwa masing-masing terlibat gerakan ini. 

Target serangan mereka juga tidak ditentukan sebelumnya dan tidak terencana fokus menyerang satu badan pemerintahan atau organisasi tertentu lainnya. Siapa pun dapat bergabung dan berhenti bila merasa tujuan gerakan ini tak sesuai dengan dirinya. Walau berawal dari situs 4chan, tidak semua user situs itu otomatis menjadi anggota Anonymous. Semua pengguna internet ataupun bukan, di mana pun mereka berada, bahkan di belahan dunia terpencil pun, bila memiliki pendapat dan kepentingan yang sama, dapat bergabung. 

Pihak berwajib sering menganggap kelompok itu adalah anggota teroris dunia cyber. Beberapa tersangka di beberapa negara sempat diciduk dan dituntut hukuman yang bahkan jauh lebih berat dari kriminalitas di dunia nyata. Salah satu tersangka yang dituduh sebagai ketua Anonymous ialah seseorang yang dikenal dengan sebutan Commander X. Commander X menolak tuduhan itu dan menampik bahwa Anonymous adalah gerakan teroris meski ia mengakui bahwa dirinya memang peretas dan pendiri Peoples Liberation Front (PLF), kumpulan peretas yang berdiri sejak 1985 dan bekerja sama dengan Anonymous dalam menyerang situs pemerintahan di negara-negara Arab seperti Tunisia, Mesir, Bahrain, dan Iran. 

Anonymous juga tidak sepenuhnya menargetkan kepentingan politik dan vandalisme privasi seseorang dalam komputer. Mereka juga melancarkan Operasi Darknet, yang melacak dan menghentikan situs-situs pornografi anak di bawah umur. Seorang tersangka pelaku pornografi anak di internet, Chris Forcand, mengaku telah "dikuntit" oleh penyerang cyber sebelum polisi turun tangan. 

Sayangnya, Brian Knappenberger, yang sebelumnya menghasilkan serial dokumenter untuk televisi, terlihat berat sebelah dengan sedikit menampilkan narasumber kompeten yang anti dan menentang gerakan ini meski ia tidak juga terlihat mendukung para "Robin Hood" dunia maya ini. Setidaknya, dokumenter yang mencuri perhatian pada berbagai festival film dunia ini seperti memberikan informasi tentang fenomena internet ini. Apakah ini bentuk baru demokrasi kebebasan berpendapat, people power, atau keisengan yang hanya mencari sensasi semata? 
ruben yan bolang


Mengutip:
http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/103621

0 komentar:

Posting Komentar